Surabaya, detikkasus.online– Dalam rangka memperingati Hari Penyu Sedunia yang jatuh setiap tanggal 23 Mei, berbagai pihak di seluruh dunia kembali menyerukan pentingnya perlindungan terhadap penyu, salah satu spesies purba yang kini menghadapi ancaman kepunahan akibat ulah manusia.
Hari Penyu Sedunia pertama kali digagas oleh organisasi American Tortoise Rescue (ATR) pada tahun 2000. Tahun ini, peringatan tersebut memasuki usia ke-25 dengan mengusung tema “Dancing Turtles Rock!” yang mengajak masyarakat global untuk lebih aktif, kreatif, dan semangat dalam mendukung konservasi penyu.
Sebagai negara kepulauan dengan kekayaan laut yang luar biasa, Indonesia menjadi habitat penting bagi enam dari tujuh spesies penyu yang masih bertahan di dunia. Namun, ancaman terhadap keberlangsungan hidup penyu di tanah air masih tinggi, terutama akibat polusi laut, perburuan ilegal, hingga kerusakan habitat pesisir.
Contohnya di Bali, kasus penyelundupan penyu hijau masih terjadi meskipun berbagai langkah perlindungan telah diterapkan. Pada Januari 2025 lalu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali berhasil menggagalkan pengiriman ilegal 29 ekor penyu dari wilayah Jembrana. Dari jumlah tersebut, 19 ekor berhasil dikembalikan ke laut, sedangkan sisanya dalam proses perawatan medis.
Sementara itu, kawasan Pantai Sukamade di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, terus menjadi lokasi strategis peneluran penyu. Empat jenis penyu tercatat masih rutin bertelur di kawasan ini, dan berbagai upaya konservasi terus dilakukan oleh petugas dan relawan untuk memastikan populasi penyu tetap lestari.
Perayaan Hari Penyu Sedunia tidak hanya dilakukan dengan kegiatan di laut. Masyarakat umum juga bisa ikut berkontribusi dari rumah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, tidak membeli produk berbahan dasar penyu, serta membagikan kampanye edukatif tentang penyu di media sosial.
Bagi yang ingin terlibat langsung, sejumlah komunitas konservasi seperti Yayasan Penyu Indonesia, Bali Sea Turtle Society, dan WWF Indonesia membuka program relawan, adopsi tukik, hingga pelatihan konservasi bagi publik.
Penyu memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, termasuk mengendalikan populasi ubur-ubur dan memelihara padang lamun. Jika penyu punah, rantai makanan laut akan terganggu dan keberlangsungan ekosistem perairan bisa terancam.
Momentum Hari Penyu Sedunia menjadi pengingat bahwa menjaga penyu bukan hanya tanggung jawab aktivis lingkungan, tapi tanggung jawab semua manusia yang bergantung pada laut. Keterlibatan sekecil apa pun bisa memberi dampak besar bagi masa depan keanekaragaman hayati laut Indonesia dan dunia.(red.a)
0 Comments