Mengatasi Parkir Liar: Usulan Pembangunan Parkir Vertikal oleh Calon Wali Kota Bogor

BOGOR,detikkasus.online - Calon wali kota Bogor nomor urut 1 Sendi Fardiansyah mengusulkan pembangunan gedung parkir vertikal untuk mengatasi parkir liar di Kota Bogor. Parkir liar di Kota Bogor tersebar di berbagai titik, terutama di kawasan restoran, tempat wisata, hingga pasar. Kendaraan yang parkir sembarangan di bahu jalan seringkali menyebabkan kemacetan dan mengganggu kenyamanan masyarakat.

“Kita harus mulai memikirkan pembangunan itu (parkir) vertikal karena kalau dari tanah tapak tentu sudah tidak memungkinkan,” ujar Sendi kepada wartawan, Rabu (10/10/2024). Menurut Sendi, penataan parkir di Kota Bogor harus segera dibenahi agar lebih terkoordinir dan terpusat.

Salah satu lokasi potensial untuk pembangunan gedung parkir vertikal adalah bekas bangunan Plaza Pasar Bogor. Pemerintah Kota Bogor sendiri memang tengah merencanakan pemanfaatan lahan eks Pasar Bogor sebagai ruang parkir sekaligus ruang terbuka hijau “Pembangunan Pasar Bogor harus segera diselesaikan dan ini termasuk penataan pedagang di sana. Semua pihak harus duduk bersama untuk merumuskan solusi ke depan, termasuk pengelolaan parkir yang lebih baik,” kata dia. Tidak hanya di Pasar Bogor, Sendi mengusulkan gedung parkir serupa dibangun di area lain yang sering menjadi titik kemacetan akibat parkir liar. Mantan sekretaris pribadi Ibu Negara Iriana Jokowi itu menilai konsep pembangunan di kota Bogor harus disesuaikan dengan karakteristik kota yang berbeda dari daerah kabupaten.

Sebagai kota yang padat dengan penduduk urban, pembangunan fasilitas umum seperti kantong parkir harus lebih modern dan efisien. “Memang konsep pembangunan harus berbeda tidak boleh sama dengan di kabupaten,” ujar dia. Selain membangun gedung parkir, Sendi juga mendorong perubahan kebiasaan masyarakat. Ia mencontohkan kebiasaan di Jepang, di mana masyarakat terbiasa berjalan kaki dalam jarak yang cukup jauh karena didukung oleh sistem transportasi dan tata kota yang baik. “Kalau kita wisata ke Jepang, kita dipaksa berjalan kaki berkilo-kilo. Memang dipaksa masyarakatnya berjalan. Saya kira bisa asal sejuk, teduh, kalau hujan tidak kehujanan masyarakat pasti mau difasilitasi dengan baik,” kata Sendi. (red.z)

Post a Comment

0 Comments